Sabtu, 03 Maret 2012

PENGERTIAN PENELITIAN KEBIJAKAN

Penelitian kebijakan, seperti telah diuraikan sebelumnya, termasuk ke dalam kelompok penelitian terapan atau didalam lingkup penelitian sosial yang dalam aplikasinya mengikuti prosedur umum penelitian yang berlaku, disertai dengan sifat spesifiknya. Secara sederhana penelitian kebijakan dapat didefinisikan sebagai kegiatan penelitian yang dilakukan untuk mendukung kebijakan. Oleh karena sifatnya mendukung kebijakan, maka penelitian ini bersifat khas, namun tidak berarti mengada-ada. Ann Majchrzak (1984) mendefinisikan penelitian kebijakan sebagai proses penyelenggaraan penelitian untuk mendukung kebijakan atau analisis terhadap masalah-masalah sosial yang bersifat fundamental secara teratur untuk membantu pengambil kebijakan memecahkan dengan jalan menyediakan rekomendasi yang berorientasi pada tindakan atau tingkah laku pragmatik. Oleh karena sifatnya berorientasi kepada tingkah laku pragmatik, maka yang perlu dihasilkan oleh peneliti kebijakan adalah bukan terletak pada hingga mana bobot ilmiah sebuah hasil penelitian, namun hingga mana hasil penelitian punya aplikabilitas atau kemamputerapan dalam rangka memecahkan masalah sosial. Kegiatan penelitian kebijakan diawali dengan pemahaman yang menyeluruh terhadap masalah sosial, seperti kekurangan nutrisi, kemiskinan, ledakan penduduk urbanisasi, inflasi, kerawanan sosial, dan lain-lain, dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian untuk mencari alternatif pemecahan masalah. Kegiatan akhir dari penelitian kebijakan adalah merumuskan rekomendasi pemecahan masalah untuk disampaikan kepada pembuat kebijakan. Seperti halnya penelitian-penelitian sosial atau penelitian terapan, penelitian kebijakan diarahkan untuk memberi efek terhadap tindakan praktis, yaitu pemecahan masalah sosial. Kekhasan penelitian kebijakan terletak pada fokusnya, yang berorientasi kepada tindakan untuk memecahkan masalah sosial yang unik, yang jika tidak dipecahkan akan memberikan efek negatif yang sangat luas. Tidak ada ukuran pada mengenai luas atau sempitnya suatu masalah sosial. Sebagai misal, rendahnya kualitas pendidikan dapat dipersepsi dari banyak sisi yang menyebabkan rendahnya kualitas itu, seperti: 1. Kualitas guru. 2. Kualitas proses belajar mengajar. 3. Kualitas kurikulum. 4. Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan serta sumber belajar. 5. Kualitas raw-input lembaga pendidikan. 6. Kondisi lingkungan sosial budaya dan ekonomi.
Oleh karena penelitian kebijakan berorientasi kepada fokus, maka pengkajian atau penelitian mengenai rendahnya kualitas pendidikan, misalnya, akan dititikberatkan kepada fokus mana – kualitas guru, kualitas proses belajar mengajar dan sebagainya. Jika penelitian kebijakan difokuskan kepada kualitas proses belajar mengajar, misalnya, maka fokus kajian dapat menyangkut masalah yang luas, seperti: 1. Intensitas proses belajar siswa di kelas. 2. Intensitas proses belajar siswa di luar kelas. 3. Kualitas guru dalam mengajar. 4. Kualitas interaksi guru dengan siswa. 5. Kualitas interaksi guru dengan siswa kualitas jaringan-jaringan belajar. 6. Kualitas menu sajian dalam proses belajar mengajar. 7. kualitas kegiatan ko dan ekstra kurikuler yang mendukung kegiatan inti di lembaga pendidikan. DISALIN SESUAI ASLI Danim, Sudarwan. 1997. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. Bumi Aksara, Jakarta.

2 komentar:

  1. If you'd like an alternative to casually picking up girls and trying to figure out the right thing to do...

    If you'd prefer to have women hit on YOU, instead of spending your nights prowling around in crowded pubs and night clubs...

    Then I encourage you to view this eye-opening video to learn a amazing little secret that has the potential to get you your very own harem of beautiful women just 24 hours from now:

    FACEBOOK SEDUCTION SYSTEM...

    BalasHapus