Kodrati seekor burung, dia bias terbang bebas mengarungi langit biru. Mengepakkan kedua belah sayap, menerjang angin musim dan semarak gumlapan awan putih. Namun, bagaimana bila sang burung dilahirkan hanya dengan sebelah sayap? Jangankan untuk terbang tinggi, bebas mengarungi langit biru, sekedar bercengkrama di ranting pohon, atau sekedar berjalan ajeg pun kerap limbung. Sang burung demikian, diam-diam pasrah menyimpang dari kodratinya; hanya sebelah sayap.
Sungguh tepat perumpamaan ikhwal manusia yang ditulis Luciano de Crescendo: Kita semua sebenarnya lebih mirip dengan burung yang bersayap sebelah. Hanya bias terbang kalau berpelukan erat-erat dengan orang lain.
Sayangnya, tidak sedikit dari kita yang menganggap diri seperti burung yang bersayap lengkap. Bias terbang-hidup dan bekerja- sendiri tanpa kebegantungan pada orang lain. Jadinya, dalam rentang usia manusia yang amat pendek, tidak sedikit diantara kita yang tidak pernah bias “terbang”, sekadar berjalan pun limbung.
Intisari dari ilustrasi Crescendo ihwal “burung yang bersayap sebelah” itu, memaknakan manusia diciptakan dengan berbagai keterbatasan. Hakikat paling efektif menepis keterbatasan tersebut, tiada lain dengan membuka rentangan kedua belah tangan selebar-lebarnya untuk “berpelukan”, menjalin kerjasama untuk merangkai kekuatan.
Menjadi hal mutlak, manusia perlu bekerja sama dalam memenuhi segala macam kebutuhan hidupnya. Kegiatan kerjasama itu mencakup bidang yang sangat luas, dimana saja dan kapan saja. Bahkan masyarakat primitive pun telah melakukannya. Apalagi manusia, termasuk kita, yang hidup di zaman modern sekarang. Kita bias teliti dalam bidang apa pun; politik, ekonmi, budaya, social, keagamaan, hiburan, dan sebagainya tidak pernah luput dari adanya kerjasama itu.
Kerjasama merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dua orang atau lebih. Hasil yang diperoleh dari kerjasama tersebut, lebih besar daripada jumlah hasil kerja masing-masing. Banyak kegiatan yang tidak akan berhasil tanpa kerjasama.
Dalam amatan Ali Mufiz, kegiatan kerjasama, dicirikan oleh tiga hal penting:
Pertama, kegiatan itu melibatkan dua orang atau lebih.
Kedua, ada kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama.
Ketiga, ada tujuan tertentu yang hendak dicapai.
Dalam kehidupan kita sehari-hari di dalam masyarakat, ketiga cirri tersebut merupakan satu rangkaian yang saling berkaitan satu sama lain. Di tengah-tengah masyarakat, kerjasama itu bahkan merupakan rangkaian kegiatan terus menerus dan teratur sifatnya, yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang itu dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu, menurut The Liang Gie dan Sutarto, dapat dirangkum dalam satu istilah, yakni administrasi.
Bahan Pustaka:
The Liang Gie dan Sutarto, Pengertian, Kedudukan, dan Perincian Ilmu Administrasi, Yogyakarta, Penerbit Karya Kencana, 1978.
Sukidin & Damai Marmadi, 2011. Administrasi Publik. Jakarta: Laksbang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar